Sosok Tuhan dalam Agama Konghucu
Sosok Tuhan dalam Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik
Umat Buddha melakukan kirab aapi suci dari Candi Mendut ke Borobudur
Menurut laman UIN Jakarta, konsep ketuhanan YME dalam agama Buddha berbeda dengan konsep ketuhanan dalam agama lain, terlebih untuk agama samawi (Abrahamic religions). Di dalam kitab Sutta Pitaka, Udana VII, diterangkan bahwa Tuhan dalam bahasa Pali merupakan Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam. Subjek yang dipandang sebagai Tuhan sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, tapi keadaan-Nya Maha Mutlak.
Konsep ketuhanannya lebih bersifat nonteistik, yaitu tidak menekankan keberadaaan Tuhan Sang Pecipta atau tergantung pada-Nya, namun bagaimana mengejewantakan sifat buddhisme. Untuk agama ini, tujuan akhir hidup manusia hanya untuk mencapai Kebudhaan (annutara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati di mana batin manusia tak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir.
Sosok Tuhan dalam Agama Buddha
Sejumlah umat Hindu mengikuti kirab seusai melakukan pradaksina saat prosesi upacara Tawur Agung Kesanga 2019 di Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 6 Maret 2019.
Menyadur dari lama Repository UIN Suska, Tuhan dalam agama Hindu dikatakan sebagai Brahman dan Sang Hyang Widhi. Selain itu, pada dasarnya ketuhanan dalam agama Hindu adalah kepada Tuhan Yang Esa. Akan tetapi, sistem ketuhanannya terkoordinasi pada konsep Trimurti. Trimurti sendiri terbagi atas tiga sifat, yaitu Brahman, Wisnu, dan Siwa. Dewa-dewa kemudian digambarkan dalam bentuk jelas dengan tujuan untuk penyembahan.
Banyak masyarakat yang tidak menganut agama Hindu mengatakan bahwa agama Hindu mempunyai banyak Tuhan, bahkan tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa Hindu adalah agama politerisme. Pandangan tersebut nyatanya tidak benar. Sebab, dalam Weda dijelaskan bahwa ‘Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti’ yang mempunyai arti Tuhan itu satu, tapi orang yang bijaksana (Maharsi) menyebut dalam berbagai nama.
Dua penganut Konghucu melintasi Theng Sai atau patung singa barongsai saat beribadah di Vihara Tri Dharma Dwi Dharma Bhakti, Pontianak, Kalbar, Selasa, 19 Februari 2019.
Dalam laman Repository UIN Suska, konsep ketuhanan dalam agama Konghucu tidak bisa diperkirakan dan ditetapkan. Dalam Yijing diterangkan bahwa Tuhan adalah Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan); Maha Menjalin, Maha Menembusi dan Maha Luhur (Heng); Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat, dan Maha Adil (Li); dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen).
Selain itu, ada kata lain yang berhubungan dengan agama Konghucu yaitu Thian Li dan Thian Ming. Thian Li merupakan hukum-hukum atau peraturan yang berasal dari Thian (firman Tuhan). Sementara itu, Thian Ming merupakan sesuatu yang sudah dijadikan atau yang sudah terjadi.
Menyadur dari laman Moraref Kemenag, dalam agama Kristen konsep ketuhanan terdapat dalam Trinitas, yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Yang mana Yesus Kristus dipandang sebagai Tuhan karena dipercaya bahwa Yesus merupakan Firman yang sudah jadi manusia. Konsep ketuhanan kedua agama ini sebenarnya sama, tapi agama Katolik masih menghormati dan menjunjung tinggi Santo dan Santa (Orang Suci).
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj << /Resources 2 0 R /Contents 3 0 R /Parent 4 0 R /Type /Page /MediaBox [0 0 612 792] /Group << /CS /DeviceRGB /I true /S /Transparency >> >> endobj 3 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 725 >> stream xœ…UM‹Û0½ûWè\ˆW3ú²Áâ$†ö¶è¡ô´ý€Â¶ì^ú÷ûf$;¶»i (Êh4ïÍ›ÑĶd~7/Æâ‰MêÙ¼~m>¾3?«Õš×ïÍxmÈZ“ll{sýb&2äÍõÛ§ÁRæÁr¦Á:Y¼,!3Œ1s?Ø„_0u²ôÙm«7–£„Ñ]ʇˆs;f§‡ÞmCÏH§|¸ý.WŠé,¡Ow— ┣\rq ›}ˆ2¹ ¯ô&Äl ÷ùú¡¹\›Ç½(D0vܦ½,“RY²&WF +˜ñíô5õƒ[åA¼¶häM#C«Ù‘ì7ÑÉ4äÞ"pu[4ë±ÚY£ ëJ_©á ˜bëLŒ¶ E6è£Ú�š« rH¨ €PJ%79QlPÂé(†S©ÜAKÇsºÅ¹ü Ù,&È“Ù«•*Ö½ryßz]ßv;®ä�EÅU aEjAWJ50/÷Á-K`„VP£(WÔ³FwKî"B§zäs7P¯í ‡4›g?%T±„%JæU7¦~'‰Û‘Öß# "Iv¤ÝPZûѼêz(ä9¡¦ìš›ÐÜë™P¬¢©œ8½ô†7OÏÍÃûgoοL ÷ÿ±Â‰Ä¥ëü‚jû”’xén º/”ç=’KE¤ÔKAŽ"ɨN§»ýÊ|�‹û›èLÇ‹:’¶$tÒ±’“<· €‹Î ¯‡#üÕ{*|ê·/”تӑžïÒéät˜#݆ÐÀÌŽ=ŽœòõÇ[w{‹KÝüò–\ˆ×“âöâõ1fsVèÎ2öV#k§AgÔt›©å˜—qΫ YðnDÇ[±“Ì€:Ø7Cª\RÇÛnúk¸ƒ/Õ/®°rŸƒºÝS79mdiêD¸Y@Ð�$Fè*ŸùïânÐØFÃð.ö=TßÒàþ}pÏòÂzùÙßó 0.…4 Œ®£á endstream endobj 5 0 obj << /Subtype /Image /Type /XObject /Width 773 /Filter /DCTDecode /Height 759 /BitsPerComponent 8 /Length 89356 /ColorSpace /DeviceRGB >> stream ÿØÿà JFIF ì ì ÿÛ C ÿÛ C ÿ ÷" ÿÄ ÿÄ ÿÚ Õ ˜˜ &&
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Umat Islam menjalankan ibadah salat (Ilustrasi)
Menurut ajaran agama Islam, Tuhan dinamakan sebagai Allah SWT dan diyakini sebagai Dzat Maha Tinggi yang nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penenetu Takdir dan Hakim untuk alam semesta. Kata Allah dalam Al Quran merupakan sebutan khusus dan tidak dipunyai oleh kata lain selain-Nya karena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang berhak menyandang nama tersebut.
Keesaan Allah bisa dibuktikan dengan tiga bagian pokok, yaitu kenyataan wujud yang tampak, rasa yang ada dalam jiwa manusia, dan dalil-dalil logika. Kenyataan wujud yang terlihat Al Quran memakai seluruh wujud bukti, terlebih keberadaan alam semesta dengan segala isinya.
Sosok Tuhan dalam Agama Hindu
Sosok Tuhan dalam Agama Islam
Istilah orang indigo tentu bukan hal yang asing di telinga Teman Setia. Mereka disinyalir memiliki kemampuan untuk merasakan atau melihat hal tak kasat mata di sekitarnya. Sebagian orang tidak menampik akan adanya istilah indigo, namun ada juga pihak yang tidak sejalan dengan kondisi tersebut.
Lantas bagaimana ranah psikologi menanggapi kondisi anak indigo?. Indigo merupakan kondisi psikologis unik yang perlu dipahami. Seorang psikolog, Ikhsan Bella Persada,M.Psi., menyebut indigo sebagai gifted atau berkat.
Sependapat dengan Indriya Gamayanti, Psikolog RSUD Sardjito yang sering menangani klien indigo menerangkan bahwa kemampuan ini memiliki mekanisme yang sama dengan bakat. Orang indigo memiliki kemampuan lebih dalam mempersepsi hal-hal yang ada di sekitarnya, atau yang disebut Extra Sensory Perception (ESP). Hal tersebut yang membuat orang indigo seolah-olah dapat meramal dan melihat masa depan. Seperti halnya seorang indigo yang menangkap sinyal alam berupa feeling bahwasannya akan terjadi hujan. Oleh psikolog hal ini dikarenakan ia memiliki kepekaan tinggi terhadap kelembaban udara, tiupan angin dan lain sebagainya.
Dapat dilihat bahwa anak Indigo dianggap memiliki kecerdasan yang luar biasa. Namun, faktanya mereka cenderung bermasalah terhadap keotoritasan yang memiliki sifat sangat sensitif dan emosional sehingga banyak orang mengira mereka mengalami masalah kesehatan mental yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD adalah gangguan kesehatan mental yang menyebabkan anak kesulitan untuk memusatkan perhatian dan tampak memiliki banyak energi sehingga sangat aktif (hiperaktif).
Selain itu, dalam perspektif keilmuan psikologi anak-anak indigo bisa didiagnosis dengan cara yang berbeda, yakni ADD dan Skizofrenia atau Highly Sensitive Person.
Meski demikian, tidak semua anak indigo identic dengan pembuat onar. Yang dialami oleh setiap anak indigo tentu berbeda-beda. Memiliki kemampuan tersebut tentu terdapat sisi positif dan negatif. Positifnya dengan kemampuan ini seorang anak indigo dapat mencegah kemungkinan buruk yang akan terjadi seperti membaca masa yang akan datang misalnya, memahami tentang teluh dan cara mengatasinya, mengetahui apa yang tidak diketahui orang pada umumnya dan lain sebagainya. Namun di sisi lain ketidakenakan memiliki kemampuan ini adalah saat di mana seseorang yang memiliki kemampuan ini mulai bisa berinteraksi dengan entitas tak kasat mata di mana hal ini akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikis.
Akun ini dibuat untuk keperluan edukasi #temanmagang di Radio Suara Salatiga. Untuk informasi terkait pelaporan postingan dapat menghubungi Admin SSFM
Bagikan Dengan Sekali Klik:
LAZ Al Hilal, Bandung – Bagaimana Islam memandang Fenomena Anak Indigo?Dalam memandang suatu fenomena, setiap muslim wajib berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits Shohih. Pertama, Al-Quran dan Hadits adalah kebenaran mutlak. Kedua, ilmu pengetahuan dan sains selalu membuktikan kebenaran Al-Quran tersebut.
Disebutkan dalam Al-Quran bahwa pada prinsipnya tak ada manusia atau makhluk lainnya (jin) yang bisa mengakses apalagi mengetahui secara detail tentang hal-hal atau perkara ghaib.
Allah SWT berfirman:“(Dialah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu”. (Q.S. Al-Jin:26)
Jika ada anak memiliki kemampuan Indigo / Extra Sensory Perception (ESP), maka itu bagian dari ujian bagi anak dan orangtuanya.
Jika salah menyikapinya, bisa membahayakan aqidah.
Sebagai sebuah fenomena, tak boleh kita terjebak dalam mempercayai atau mengaminkan hal-hal yang disampaikan oleh orang Indigo tentang ramalan, hal-hal yang berbau kemusyrikan, dll.
Harusnya kita senantiasa fokus kepada kemahabesaran Allah. Kemampuan Indigo ternyata pernah disebutkan dalam Al-Quran.
Indigo bisa bersifat Karunia, Ditandai dengan Orientasi Tauhidullah
Kemampuan Indigo dikaruniakan hanya kepada hamba-hamba Allah yang shaleh dan mereka membuat orang atau manusia lainnya semakin bertauhid dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Seperti terjadi pada Nabi Khidir AS yang memperoleh pengetahuan (seperti ilham atau intuisi) dari Allah tanpa proses belajar seperti manusia umumnya.
“Maka mereka berdua (Nabi Musa dan pembantunya) mendapatkan seorang hamba dari hamba-hamba Kami (yaitu nabi khidir), yang telah Kami anugrahi rohmat dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. (QS. Al-Kahfi: 65)
Waspada Saat Indigo Mengancam Aqidah
Terkait dengan perkara ghaib, mesti informasinya ada dan bersumber dari nash Quran ataupun Hadits, maka sikap kita mesti waspada saat orang dengan kemampuan Indigo, menginformasikan hal-hal yang tak ada di kedua nash itu.
Sebab urusannya berat, karena ini bisa masuk urusan aqidah.
Terkecuali jika anak Indigo menginformasikan gejala sakit dalam tubuh, yang dia tahu lewat kepekaan sensorinya, serta tak ada unsur yang membahayakan aqidah, hal tersebut masih bisa diterima.
Indigo bisa menjadi jalan bagi setan untuk merusak Aqidah Manusia.
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan –kepada keduanya–‘ auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27).
Cara terbaik menyikapi anak Indigo adalah mengarahkan anak tersebut untuk senantiasa taqarrub kepada Allah. Kuatkan keimannya kepada Allah SWT.
Penulis : Tirza Nirmala Srisastra (Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Brawijaya, Malang)
Manusia adalah mahkluk yang luar biasa, namun dibalik itu manusia juga memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua itu dapat menjadi pemaknaan yang berbeda tergantung diri kita masing-masing.Berbicara mengenai kelebihan dan kekurangan hal itu juga dirasakan oleh seorang Indigo.Fenomena indigo di Indonesia masih menimbulkan berbagai persepsi, misalnya seperti anggapan bahwa Indigo hanya seputar mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat kebanyakan manusia, dianggap gila, aneh atau bahkan kadang dianggap sebagai sebuah kekurangan. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu merupakan karunia dari Yang Maha Kuasa.Seorang indigo seringkali hanya dinilai berdasarkan sisi mistiknya saja, padahal ada penjelasan lain dari sisi ilmiah mengenai kemampuan yang berbeda ini.Indigo sendiri memiliki pengertian sebagai seseorang yang memiliki aura warna nila, punya cara berpikir yang khas atau berbeda, serta pembawaan diri yang lebih dewasa sehingga membuatnya tampak berbeda dan unik dibandingkan anak pada umumnya. (Soecipto, 2011: 5).Mengutip penjelasan dari Dr. Erwin Kusuma dr. SpKJ(K) dalam (Soecipto, 2011: 7) memberikan pengertian mendalam mengenai seorang indigo. Indigo bukan sebuah penyakit atau kelainan jiwa, indigo adalah individu yang memiliki kemampuan lebih dari manusia pada umumnya, seorang indigo memerlukan perhatian khusus dari lingkungan sekitarnya, agar terhindar dari ketidakstabilan kondisi mental. Seorang Indigo tidak memiliki perbedaan secara fisik dan perkembangan mental dengan orang-orang pada umumnya.
https://www.psychologytoday.com/us/blog/creative-development/201304/highly-sensitive-children
Soecipto, N. A. (2011). Rahasia Besar Anak Indigo. Jogjakarta: Azna Books.
Fauzan, M. F., & Supratman, L. P. (2019). Studi Fenomenologi Tentang Komunikasi Antarpribadi Anggota Komunitas Anak Indigo Indonesia. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(2), 180. https://doi.org/10.24198/jmk.v1i2.11684
VIVA – Sosok Tuhan dalam pandangan 6 agama di Indonesia semestinya wajib diketahui oleh semua orang supaya tidak salah presepsi dan sebagai salah satu bentuk toleransi antar umat beragama. Sementara itu, agama berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah ajaran atau sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan seseorang kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya.
Di Indonesia sendiri, setiap orang berhak untuk memeluk agama atau kepercayaan masing-masing yang sudah diakui. Mulai dari Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Setiap warga negara mempunyai kebebasan untuk memeluk agama mana sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 E ayat 1. Setiap agama menyembah dan mempercayai ajaran yang dituangkan dalam kitab suci. Nah, untuk mengenal sosok Tuhan dalam pandangan 6 agama di Indonesia, simak ulasan berikut yang disadur dari berbagai sumber.